Ratu Para Wanita Syurga |
Qolbum Salim-Fatimah Az Zahra...
FATIMAH Az Zahra merupakan putri keempat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dari Khadijah binti Khuwailid. Fatimah merupakan yang paling mirip dengan Rasulullah.
Fatimah tumbuh dalam rumah tangga nabawi yang penuh dengan kasih sayang. Nabi melindungi dan menjaganya dan tekun mendidik beliau agar Fatimah mengambil bagian yang cukup dari adab, kasih sayang dan nasihat nabawi yang lurus.
Fatimah memiliki sifat yang baik, lemah lembut serta terpuji.
Namun sesungguhnya Fatimah telah melalui banyak kejadian-kejadian besar yang sulit dan sangat keras, hal itu beliau alami sejak usia muda tatkala wafatnya ibu beliau, disusul kemudian dengan saudara perempuannya yang bernama Ruqayyah, kemudian pada tahun 8 Hijriyah wafatlah kakaknya yakni Zainab dan pada tahun 9 Hijriyah menyusul kemudian wafatnya Ummi Kultsum.
Beliau juga menanggung hidup dalam kekurangan dan banyak mengalami kesulitan dan kesusahan. Akan tetapi seorang wanita yang dibina oleh Rasulullah tidak akan bersedih hati terlebih lagi berputus asa. Bahkan Fatimah mrupakan profil dari wanita yang sabar, konsisten dan muhajirah.
Tatkala Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam melakukan haji Wada’ dan telah meletakkan dasar-dasar Islam dan Allah telah menyempurnakan agama Islam, Rasulullah menderita sakit. Manakala ketika mendengar kabar tersebut, dengan segera Fatimah menemui ayahnya untuk menghibur dan menenangkan hatinya, Rasulullah ketika itu sedang bersama Aisyah ra. Pada saat Rasulullah melihat kedatangan fatimah dengan riang gembira Rasulullah berkata, “Selamat datang wahai putriku,” kemudian Rasulullah menciumnya dan mendudukannya di kanan atau kirinya, kemudian Rasulullah membisikkan sesuatu kepadanya sehingga membuatnya menangis dengan tangisan yang memilukan, namun ketika Rasulullah melihat kesedihannya beliau membisikkan untuk yang kedua kalinya sehingga membuat Fatimah tersenyum dan tertawa.
Fatimah tumbuh dalam rumah tangga nabawi yang penuh dengan kasih sayang. Nabi melindungi dan menjaganya dan tekun mendidik beliau agar Fatimah mengambil bagian yang cukup dari adab, kasih sayang dan nasihat nabawi yang lurus.
Fatimah memiliki sifat yang baik, lemah lembut serta terpuji.
Namun sesungguhnya Fatimah telah melalui banyak kejadian-kejadian besar yang sulit dan sangat keras, hal itu beliau alami sejak usia muda tatkala wafatnya ibu beliau, disusul kemudian dengan saudara perempuannya yang bernama Ruqayyah, kemudian pada tahun 8 Hijriyah wafatlah kakaknya yakni Zainab dan pada tahun 9 Hijriyah menyusul kemudian wafatnya Ummi Kultsum.
Beliau juga menanggung hidup dalam kekurangan dan banyak mengalami kesulitan dan kesusahan. Akan tetapi seorang wanita yang dibina oleh Rasulullah tidak akan bersedih hati terlebih lagi berputus asa. Bahkan Fatimah mrupakan profil dari wanita yang sabar, konsisten dan muhajirah.
Tatkala Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam melakukan haji Wada’ dan telah meletakkan dasar-dasar Islam dan Allah telah menyempurnakan agama Islam, Rasulullah menderita sakit. Manakala ketika mendengar kabar tersebut, dengan segera Fatimah menemui ayahnya untuk menghibur dan menenangkan hatinya, Rasulullah ketika itu sedang bersama Aisyah ra. Pada saat Rasulullah melihat kedatangan fatimah dengan riang gembira Rasulullah berkata, “Selamat datang wahai putriku,” kemudian Rasulullah menciumnya dan mendudukannya di kanan atau kirinya, kemudian Rasulullah membisikkan sesuatu kepadanya sehingga membuatnya menangis dengan tangisan yang memilukan, namun ketika Rasulullah melihat kesedihannya beliau membisikkan untuk yang kedua kalinya sehingga membuat Fatimah tersenyum dan tertawa.
Aisyah berkata, “Rasulullah mengistimewakan engkau wahai Fatimah dari seluruh wanita anggota keluarganya dalam hal yang rahasia, tapi mengapa kamu malah menangis?”
-Menjelang Rasulullah wafat Aisyah pernah berkata kepada Fatimah, “Aku bertekad agar engkau berkenan menceritakan kepadaku tentang apa yang telah dikatakan Rasulullah kepadamu?”-
Fatimah menjawab, “Adapun sekarang, baiklah akan aku ceritakan. Pada saat beliau berbisik yang pertama, beliau mengatakan, ‘Biasanya Jibril memeriksa bacaan qur’annya sekali dalam setahun, akan tetapi sekarang Jibril memeriksa bacaannya dua kali dan beliau merasa ajalnya sudah dekat. Maka takutlah kepada Allah dan bersabarlah, sesungguhnya aku adalah sebaik-baik penghulu bagimu.’ Maka aku menagis dengan tangisan yang engkau lihat. Tatkala beliau melihatku sedih, beliau membisikkan aku untuk yang kedua kalinya , beliau berkata, 'Wahai Fatimah relakah engkau menjadi ratu bagi para wanita di surga? Dan engkau adalah anggota keluargaku yang paling cepat menyusulku.’Mendengar kabar tersebut maka aku tersenyum wahai Aisyah.”
Tidak berapa lama kemudian setelah wafatnya Rasulullah, kira-kira enam bulan, Fatimah sakit namun dirinya bergembira dengan kabar gembira yang telah dikabarkan oleh ayah beliau bahwa dirinya adalah anggota keluarga pertama yang akan bertemu dengan Rasulullah. Fatimah Az Zahra wafat di usia 27 tahun.
______________
Sumber: Mereka Adalah para Shahabiyat/ Penulis: Mahmud Mahdi Al-Istanbuli, dkk/ Penerbit: At-Tibyan/ Juli, 2012